Inikah hasil pendidikan karakter di negeri ini? Kita berbuih-buih bicara budi pekerti, tetapi keteladanan sulit dicari, integritas apalagi, nyaris tak dapat ditemui. Maka karakter yang seharusnya diinspirasikan, terjatuh pada soal kognitif semata. Karakter diajarkan, sehingga mungkin diketahui dan bahkan dimengerti, tetapi tidak menggerakkan diri untuk menjalaninya. Padahal sebagaimana ditulis dalam buku The Biggest Job We'll Ever Have yang secara khusus mengupas tentang bagaimana melaksanakan pendidikan karakter, ada satu hal penting yang perlu kita catat: "Character is inspired. It is not imparted." Kita tidak bisa mendiktekan karakter. Yang harus kita lakukan adalah menginspirasi mereka. Di sinilah kita perlu mengilmui agar tidak asal-asalan bikin program. Tanpa ilmu yang memadai, maka kita bisa bikin Kantin Kejujuran yang lebih banyak menciptakan maling daripada mendidikkan kebaikan. Akibatnya, sangat banyak kantin kejujuran yang tutup tanpa salam perpisahan.
Ada yang merisaukan dari pendidikan di negeri ini. Bukan hanya bicara tentang pendidikan secara umum, tetapi juga pendidikan Islam. Para pendidik muslim kerap kali dengan sangat genit serta merta mengklaim sebuah konsep atau teori baru yang tampak hebat sebagai Islami. Bahkan tak sedikit yang secara norak mengatakan, "Ini sebenarnya konsep Islam, cuma bukan kita yang menggalinya. Sebenarnya dalam Islam sudah ada. Sejak lama." Akibatnya, kita kehilangan sikap kritis. Sesuatu yang sekilas tampak mirip, bisa jadi sangat bertolak-belakang dengan Islam.
Atau kita mudah terperangah ketika menjumpai suatu pendekatan yang sekilas tampaknya sangat bermanfaat. Bahkan ada yang telah secara keji (atau secara ceroboh) mencari-carikan dalil pembenar untuk sesuatu itu. Maka muncullah Islamic The Secret, atau Qur'anic Law of Attraction, dan lain-lain yang kalau kita mau belajar Islam dengan sungguh-sungguh, niscaya kita tidak menjumpainya. Hal serupa juga terjadi pada hypnotherapy. Di sejumlah tempat saya melihat ada yang mulai lancang memasuk-masukkan dalil sehingga tampak Islami. Sangat berbeda berdalil Qur'an dengan berdalih Qur'an. Lalu membanggakan bahwa hypnotherapy itu Islami. Sungguh, sampai hari ini saya tidak menemukan petunjuk yang dapat menjadi pegangan shahih bahwa hypnosis itu Islami. Justru yang saya dapati, semakin menguatkan diri saya untuk menolak hypnosis tersebut karena alasan aqidah.
Maka terhadap acara workshop hypnotherapy di Payakumbuh yang dinisbahkan kepada saya, 23 November 2011 lalu serta acara serupa di Padang Panjang, 24 November 2011 saya berlepas diri. Sikap saya semenjak awal telah jelas: saya menolak karena alasan aqidah. Di Padang Panjang memang tidak sampai ada workshop karena saya telah menyatakan penolakan sebelum berangkat ke lokasi acara. Tetapi di Payakumbuh, workshop itu ada tanpa memberi konfirmasi terlebih dulu sehingga sebagian memiliki kesan bahwa saya menyampaikan teorinya, sedangkan prakteknya adalah workshop hypnotherapy.
Ya Allah, aku berlepas diri dari apa-apa yang mereka nisbahkan kepadaku yang aku tidak melakukannya.
(M.Fauzil Adhim)
0 komentar :
Posting Komentar